Perjalanan darat menggunakan Mekong Express dari Phnom Penh
ke Siem Reap memakan waktu sekitar 8 (delapan) jam. Karena sudah order dari
jauh-jauh hari secara online, kami sukses mendapat tempat duduk paling depan, dan bisa menonton TV dengan nyaman. Yah… ujung-ujungnya sih malah ngakak kegelian karena film tentang makhluk mutant yang diputar itu super duper gak jelas. Latarnya di Hong Kong, jadi aku sesekali nostalgia
melihat gedung-gedung pencakar langit yang muncul di film.
Selain nonton, makan complimentary snack, dan pastinya tidur, kami sempat berhenti sekali untuk having early dinner di sebuah rumah makan. Karena biaya makan dibayar masing-masing, aku dan Aldo memutuskan untuk hunting makanan pinggir jalan aja. Di seberang restoran terdapat jejeran kios yang nampak baru 'digelar' oleh sang owner. Sepertinya jam bukanya memang jam 5 sore, layaknya warung dan angkringan tepi jalan di Indonesia sih. Makanan yang paling umum? "Num pang"! Sekilas mirip sandwich sih, roti baguette dibelah horizontal, lalu ditaruh pork meat, pickles, sejenis baso, mentimun, tomat, selada, lalu saus mayo yang rasanya a little bit aneh. Aldo nggak kuat makan sandwich ini, langsung menyerah setelah dua-tiga gigitan. Aku? Aku yang bukan pencinta kuliner, apalagi sayuran, justru malah tertantang untuk menghabiskannya! Hahaha. In the end, sayuran juga yang membuat aku tidak menghabiskan roti itu.
SUNRISE AT ANGKOR WAT. Ah... no caption needed, actually :') |
Selain nonton, makan complimentary snack, dan pastinya tidur, kami sempat berhenti sekali untuk having early dinner di sebuah rumah makan. Karena biaya makan dibayar masing-masing, aku dan Aldo memutuskan untuk hunting makanan pinggir jalan aja. Di seberang restoran terdapat jejeran kios yang nampak baru 'digelar' oleh sang owner. Sepertinya jam bukanya memang jam 5 sore, layaknya warung dan angkringan tepi jalan di Indonesia sih. Makanan yang paling umum? "Num pang"! Sekilas mirip sandwich sih, roti baguette dibelah horizontal, lalu ditaruh pork meat, pickles, sejenis baso, mentimun, tomat, selada, lalu saus mayo yang rasanya a little bit aneh. Aldo nggak kuat makan sandwich ini, langsung menyerah setelah dua-tiga gigitan. Aku? Aku yang bukan pencinta kuliner, apalagi sayuran, justru malah tertantang untuk menghabiskannya! Hahaha. In the end, sayuran juga yang membuat aku tidak menghabiskan roti itu.
Hello again, tuktuk! |
Ada satu cerita kocak nih, readers. Masih ingat dong sama tuktuk driver yang sudah ‘mengincar’ kami sejak baru tiba di Royal Palace
hingga akhirnya mengantar sampai Mekong Express? Nah, driver ini meminta nama
kami untuk diberikan ke temannya, driver tuktuk di Siem Reap, yang siap stand
by disana untuk mengantar dari bus stop ke hostel. Waduh! Pusing kepala Barbie memikirkan gimana caranya menolak dengan halus. Ujung-ujungnya sih emang ada pria yang
berdiri di bus stop Siem Reap dengan kertas bertuliskan “Aldo & Erlin”
hahaha, sayangnya kami keburu dijemput oleh driver utusan dari Bou Savy
Guesthouse. Readers, kalo ingin
nginap di Bou Savy dan memanfaatkan fasilitas free pick-up nya, jangan lupa mencantumkan jumlah tamu yang akan
datang. Jangan kayak aku ini: tamunya cuma dua, eh tuktuk yang menjemput pun sampai
dua juga. Mereka mengira kami datang berombongan enam-delapan orang hahaha.
Mr. Houem, tuktuk driver kami selama di Siem Reap. He's studying English in college, jadi sepertinya sih masih berumur 18-19 tahun. A very nice driver with nice driving and speaking skill! |
Siem Reap! Kota ini lebih mungil dan sederhana lagi
dibanding Phnom Penh. Kalau Phnom Penh ini ibaratnya Semarang, berarti Siem
Reap kayak Solo lah, masih tetap panas dan berdebu juga. Siem Reap is much more fun comparing to Phnom Penh. So now... let me
suggest you a few things on “How to Enjoy Siem Reap”! ;)
- Cari hostel yang berdekatan dengan kawasan Central Market. Wah, kawasan ini adalah surga bagi turis mancanegara! Belanja, makan, ngebir, diskotik, hingga pijat refleksi ada di kawasan ini. Tinggal pilih! Dari hostel tinggal berjalan kaki saja ke sini, begitu juga sebaliknya untuk pulang ke hostel. Rata-rata pasar ditutup pukul 12 malam, jadi it’s okay kalo kamu baru sadar belum beli oleh-oleh dan ingin hunting gelang giok pukul 10 malam. Just make sure you bring enough dollars ;)
Kamarku di Bou Savy Guesthouse. See? I am the owner of these three beds! Hahaha. |
The inside of Central Market. Surga belanja banget! |
- Where to go? Angkor Wat, for sure. Untuk hunting oleh-oleh, pergi ke Phsar Cas alias Old Market atau Central Market yang sama luasnya kayak komplek Monas. Kalau ingin nonton pertunjukkan sirkus, bisa ke Phare Circus Cambodian dengan harga tiket sekitar US$20. Some people said it's worthy, tapi aku nggak kesana sih hehehe... Buat yang tertarik sama sejarah, make sure to visit War Museum Siem Reap tempat kamu bisa lihat kendaraan tempur dan senjata sisa perang dari tragedi Khmer dan landmine. Cambodian Cultural Village juga bisa jadi tempat yang bagus untuk mengenal Cambodians, para masyarakat lokal yang fokus mengembangkan industri sutranya.
Belajar sejarah di War Museum Siem Reap |
Jalan-jalan malam di Angkor Night Market yang terkenal dengan deretan tempat nongkrong (bar, pub, dll) |
- What should I skip? Aku pribadi sangat tidak menyarankan untuk pergi ke Tonle Sap Lake. Letaknya jauh banget dari pusat kota Siem Reap, sekitar 1 jam perjalanan naik tuktuk. Begitu di sana, kamu pasti kaget mengetahui atraksi seharga US$20 ini tidak menyajikan apa-apa selain berperahu di danau kecokelatan penuh eceng gondok, dan 'dipaksa' jatuh kasihan melihat kehidupan rakyat yang bermukim di Rumah Danau. Kenapa aku menggunakan kata "dipaksa"? Karena pada akhir wisata danau ini kamu akan 'dimintai' donasi berbentuk sekarung beras dengan harga sekitar US$100 dengan rayuan tingkat mahadewa, disertai berbagai dongeng menyentuh hati tentang kehidupan mereka yang begitu mengibakan. Bukannya aku tak berperasaan, readers, tapi jika membuka mata lebar-lebar, kita pasti sadar bahwa bukan beras yang sedang mereka jual melainkan kemiskinan warganya. Indonesia masih butuh uang US$100, bahkan sekeping rupiah pun masih sangat berarti. Just think wisely :)
Rumah Terapung di Tonle Sap Lake. Sebenarnya menarik juga sih melihat kehidupan-di-permukaan-air ini. |
Awalnya Abang Tour Guide ini baik-baik aja lho, tapi langsung cemberut begitu tahu kami tidak mau memberi donasi beras, dan langsung berbaring leyeh-leyeh ketika perjalanan balik ke pier. DUH! |
- The main attraction? Angkor Wat adalah atraksi utama selain Angkot Thom, Bayon, Banteay Srei, Preah Khan, dll. Bangunlah pagi-pagi untuk mengejar sunrise, cari spot terbaik. Biasanya dua danau depan Angkor Wat akan jadi spot favorit, tapi ya terserah kamu ingin stand by di titik mana. Keindahannya breathtaking banget lho. Setelah momen sunrise berakhir, masuklah ke dalam bangunan dan puas-puaskan berfoto. Sudah puas? Yuk, mari kembali ke hostel atau menuju restoran terdekat untuk cari sarapan! Tenang saja, tiket seharga US$20 tersebut adalah tiket untuk sehari bebas keluar-masuk wilayah Angkor Wat sampai pukul 17.00 nanti kok. Satu tips dariku: ganti bajulah setelah sarapan! Angkor Wat yang begitu luas ini punya banyak spot foto menarik, nggak ada salahnya kan kamu pakai outfit berbeda di lokasi yang berbeda? ;) Hahahaha.
Angkor Thom terkenal dengan candi-candi yang 'memiliki' banyak wajah Buddha di permukaannya |
Me, talking to a tree. Just a weird habit of mine which appeared just recently :) |
Salah satu spot favorit kami |
- Khmer cuisine? Favoritku adalah Lok lak (Stir-fried beef in brown sauce). Sajian khas Kamboja biasanya terdiri dari sup, salad, menu utama ikan, sayuran, dan nasi. Sedangkan sajian yang lebih modern sudah mengandung daging sebagai menu utama. Aku dan Aldo tentunya memanfaatkan kesempatan emas ini untuk mencoba pork dengan bumbu khas Kamboja. Berbagai kuliner lainnya bisa dibaca di sini ya, readers, berhubung kami kurang mengeksplor sisi kuliner Kamboja kemarin.
Lok Lak! Served with french fries, nikmatnya tiada tertara pokoknya! |
Sepertinya curry (warna kuning) dan pumpkin pancake (mangkuk yang di tengah) which didn't taste so good to be eaten together. |
Bakpau isi daging (We chose the pork one, of course) salah satu jajanan pinggir jalan khas di Siem Reap |
- What to buy for souvenir? Kamboja terkenal akan sutra dan batu mulianya, so make sure you buy silk fabrics/clothes and jewelry. Aku menghabiskan seperempat budget untuk beli oleh-oleh doang! Hahaha. Kaos dan gantungan kunci adalah souvenir wajib bagiku. Ditambah "tempelan magnet" juga semenjak jalan bareng Aldo yang penggila magnet itu.
- On your last day on abroad vacation, collect all your pennies alias recehan, and give it to locals: beggar (pengemis), cadger (asongan), atau tour guide kamu selama di negara itu. Uang receh kan nggak bisa ditukar lagi ke Rupiah, jadi nggak ada gunanya juga mengendap di dompet kita. Yah, kecuali kamu seorang kolektor uang sih...
- Final tip? Nikmatilah waktumu sebaik-baiknya di Kamboja, negara penuh kenangan manis-pahit ini! :) Jika ada kesempatan, aku mau banget balik lagi ke Kamboja, menyambangi Phnom Penh dan Siem Reap lagi. Biaya hidup disini murah meskipun menggunakan dolar sebagai mata uangnya. Emang sih mataharinya nyengat banget, tapi bisalah diatasi dengan kacamata hitam, sunblock, dan topi keren/cantik. Jangan sekali-kali pake payung di tempat wisata ya, readers, kalian tahu kan gimana rasanya dipotret/selfie dan ada photobombing payung di latar belakang foto kita? Hahaha.
Nah, readers, aku sengaja meramu cerita Cambodia Trip ini dengan bentuk berbeda, karena sudah banyak bentuk cerita narasi tentang jalan-jalan di Kamboja, tinggal ketik "cerita backpacking di Kamboja" and.... voila! ratusan cerita akan muncul. :) Aku ingin memberi deskripsi dan argumentasi singkat saja tentang kebahagiaanku selama di Kamboja kemarin, dan tentunya aku juga meng-encourage kalian semua untuk mulai melangkah mencari kebahagiaan itu. See you on next trip yaaa, thanks for reading! *kisses*
ITINERARY + EXPENSE LIST
Day 0:
Rp 1,65 juta = tiket CGK-KUL-PNH dan REP-KUL-CGK
$36 = hostel 2 hari + free tuktuk pick up (seharusnya bisa lebih murah kalo share cost, hiks)
$12 = bus Mekong Express PNH-REP
Day 1:
$5.5 = makan di BBQ Chicken, Phnom Penh airport
$4.5 = tuktuk bandara (share cost)
$6.5 = tiket Royal Palace
$3 = tiket Museum Genosida
$0.5 = beli air mineral
$6 = tuktuk ke Mekong Express (plus tip)
$57 = belanja di Russian Market PNH
$5.82 = share cost jajan di minimarket
Day 2:
$20 = tiket one day Angkor Wat
$5 = tiket ke Lady Temple
$8.15 = makan siang
$9.5 = belanja di Angkor Wat + tip tuktuk
$9 = makan malam
$32 = belanja di Angkor Night Market REP
Day 3:
$5 = tiket War Museum
$23 = tiket Tonle Sap Lake (20) + foto sama ular (1) + tip guide (2)
$7.5 = makan siang
$8 = share cost tuktuk + tip
RM 17 = makan di Burger King, KLIA2 airport
TOTAL SPENDING = Rp5.208.397,25
--- kurs US$ = Rp13,525; kurs RM = Rp3,500 ---