Next destination: Ayutthaya Province |
Puas menjelajah situs-situs candi di sekitaran Bangkok, kini saatnya... LANJUT LAGI! Hahaha! Yeah, di Day 3 ini aku dan Kak Yola akan kembali sungkem melihat berbagai candi, arca, dan patung Buddha. Bedanya, kami kali ini menuju ke Provinsi Ayutthaya!
Bangkok Railway Station / Hua Lamphong St. |
Perjalanan pergi ke Ayutthaya kami tempuh via jalur kereta, yang sebenarnya cukup berputar-putar dan tidak praktis. Huhuhu... hal ini baru kami sadari kemudian setelah tiba di Ayutthaya, karena menurut tour guide di sana, ada rute yang jauh lebih ringkas dan hanya butuh waktu sekitar satu jam.
Rute kereta: On Nut St. ke Asok St. (31 baht), lanjut ke Hua Lamphong St. (28 baht), ke Ayutthaya dengan kereta Special Express jam 10.50 (345 baht one way).
Setibanya di Ayutthaya kami sempat bengong selama beberapa saat karena tidak tahu harus menggunakan kendaraan apa untuk melanjutkan perjalanan. Alhasil, kami baru mulai googling setelah mendaratkan bokong ke kursi stasiunnya. Metode termurah untuk keliling Ayutthaya adalah dengan menyewa sepeda. What?! Aku menyerah dengan opsi ini; nggak sanggup sepedaan di bawah terik matahari yang membara. In the end, kami lebih memilih naik tuktuk dan merelakan 1.000 baht untuk keliling sampai jam 3 sore. Bye bye, money :(
Rental tuktuk di Stasiun ini resmi sehingga kita tidak perlu khawatir diculik (?) Hanya saja, tetap harus pintar-pintar menawar! Awalnya, kami ditawari harga 1.500 baht... waduh, kaki langsung lemas mendengar angka sebesar itu. Dengan modal tampang kucing memelas, akhirnya kami bisa mendapat diskon, puji Tuhan! Harga 1.000 baht itu tetap mengakomodasi seluruh paket wisata yang ditawarkan mereka, kalau tidak salah sih ada 7 kompleks candi yang ditawarkan.
Perhentian pertama kami adalah Wat Yai Chaya Mongkhon yang terkenal karena 150 patung Buddha dan Reclining Buddha di dalamnya. Memasuki bagian dalam kompleks, kita akan langsung melihat kerumunan berpayung di depan Reclining Buddha. Oke, aku paham memang ini panas sih. Tapi pada sadar nggak ya kalau payung-payung itu nggak banget untuk difoto bersama sang patung? Duh. Harus banyak-banyak ngelus dada deh kalo ngeliat ulah turis zaman sekarang.
Hobi foto-foto akan terpuaskan di candi ini, karena dari segala sudut dan cahaya, jejeran patung Buddha-nya sangat eyecatching! Apalagi sinar matahari terik yang membuat turis-turis lain lebih memilih jalan yang rindang, jadi tidak akan ada photobombing menghalangi hehehe.
Selanjutnya, kami berpindah ke Wat Mahathat kompleks candi dimana terdapat wajah patung Buddha 'tersangkut' antara akar pohon yang merupakan the highlight of Wat Mahathat. Kompleks yang satu ini bahkan lebih luas lagi dari Wat Yai Chai Mongkhon, jadi siapkan alas kaki yang nyaman agar bisa puas menjelajahi tiap sudut Wat Mahathat. Untuk menemukan wajah patung Buddha akan cukup sulit, karena letaknya yang cukup jauh dari pintu gerbang. Selamat mencari!
Sebenarnya aku tidak yakin, readers, berapa banyak candi yang kami kunjungi di Ayutthaya ini. Karena beberapa kali kami singgah ke suatu candi, tapi melihat objeknya yang kurang menarik, atau sedang ramai dipenuhi umat (dan turis) yang beribadah di dalam, kami langsung berpindah tempat. Nah, candi menarik lain yang mengesankan bagiku adalah Wat Chaiwatthanaram atau sering disebut sebagai Angkor Wat-nya Thailand.
Dari kejauhan, bentuknya memang mirip Angkor Wat |
Apa yang paling khas dari candi-candi Thailand dan Kamboja? Bentuk "prang"-nya! Prang adalah bahasa Thailand dari pagoda gaya Khmer yang membentuk candi. Pagoda-pagoda ini berbeda kan dengan stupa Borobudur yang sama-sama merupakan candi Buddha? Di situlah uniknya.
The main 'prang' of this Wat |
Sebenarnya tuktuk ini hanya pengganti. Kami menggunakan mobil sejenis Mob*lio dari Ayutthaya St. tapi kemudian berganti ke tuktuk karena sopir mobilnya punya urusan urgent. Biayanya tetap kok :) |
Selesailah sudah kunjungan ke Ayutthaya yang sukses menggosongkan kulit, hahaha. Sukses juga mengosongkan isi kantong :') Namun hati dan mata puas banget kok menikmati candi dan reruntuhan candi yang antik dan eksotis di berbagai penjuru provinsi ini. Nah, saatnya kembali ke Bangkok. Berbeda dengan saat berangkat, kami hanya mengeluarkan 60 baht untuk pulang yaitu menggunakan minivan dari Grand Palace Ayutthaya ke National Monument Bangkok. Astaga.
National Monument's surroundings |
Agenda selanjutnya adalah malam mingguan di Asiatique The Riverfront! Ini adalah suatu tempat belanja yang lagi happening di kalangan turis Bangkok. Harganya murah (standar) tapi disajikan dalam bentuk berbeda dari night market lain. Kita harus menyusuri sungai terlebih dahulu untuk mencapainya. Dari National Monument St. aku dan Kak Yola lanjut menuju Saphan Taksin St. (transit dulu di Siam St.) lalu exit ke Chao Phraya Express Ferry.
Menuju Asiatique kita disediakan free shuttle boat! Jadi cukup cari saja antrian panjang di ujung kiri dermaga (Far Left Pier) yang isinya pengunjung Asiatique. Tidak mau mengantri lama? Boleh kok menggunakan ferry berbayar yang banyak ditawarkan oleh para 'kernet' di sekitar pier.
Jangan tanya apa yang aku beli di Asiatique ya readers, karena turis irit macam aku ini akan lebih senang menunggu hari esok untuk mencari buah tangan di Chatuchak Weekend Market. Hehehe... harganya sebenarnya tidak jauh berbeda, tapi pasti lebih banyak pilihan. Di Asiatique aku lebih memilih duduk-duduk menikmati Sungai Chao Phraya di malam hari yang disirami cahaya warna-warni dari ferris wheel. Indah sekali :') Oh ya, disini juga banyak restoran kece dengan theme yang unik dan bikin baper. Baper? IYA. Wanita mana sih yang nggak pengen duduk di dalam sana, enjoying a fine dinner and a glass of red wine bersama pujaan hatinya? :') Aih.
Readers, 'liputan' Asiatique ini sekaligus menutup rangkaian cerita Trip Bangkok-ku yah. Di bawah ini kalian bisa lihat itinerary dan daftar pengeluaran selengkapnya. Tentu kalian masih bisa menekan biaya jika jalan-jalannya tidak hanya berdua, dan tidak seboros aku dalam memilih tempat makan dan oleh-oleh. ;)
Thank you so much for reading!
***
Itinerary & Expense List
--- Total Expense = Rp4,214,940 ---
(i) tiket PP CGK-DMK Rp1,662,000,-
(ii) Imm Fusion Sukhumvit hostel = Rp577,600,-
(iii) Damri + jajan = Rp100.000,-
0 testimonial:
Post a Comment