Menutup rangkaian kisah "The Marbabo Goes To Hong Kong", kali ini aku menghadirkan review perjalanan sehari di Shenzhen. Pun dibilang "Shenzhen trip" rasanya kok kurang pas, karena kami hanya 3-4 jam saja di sini, bahkan tidak menginjak lokasi lain diluar Windows of the World dan, jelas, stasiun kereta.
The exit of WOTW train station
Source: Rancupid Blog
|
DAY 5. JULY 20. SHENZHEN, CHINA.
Seperti yang sudah pernah kusampaikan di post satu ini, Shenzhen adalah kota yang menjadi acuan dasar bagi bea cukai tentang pengelolaan pelabuhan dan dukungan industri. Shenzhen juga kota basis produksi komponen bahkan gadget yang diekspor ke seluruh dunia lho. iPad dan iPhone , salah satunya, diproduksi oleh perusahaan Foxconn yang berpabrik tidak jauh dari kota ini. Tapi sayangnya kehebatan itu tidak tercermin dari perangai warganya yang akhirnya juga berdampak pada kebersihan kota. Toilet terjorok yang pernah kutemui? Di Shenzhen letaknya. Aku sampai kehilangan kata-kata untuk menggambarkannya, takut kalau ada reader yang sembari mengunyah malah jadi 'geli-geli sedap' kalau kulanjutkan.
Shenzhen terletak di kawasan daratan Republik Rakyat Tiongkok/China, beda dengan Hong Kong dan Macau, sehingga untuk masuk ke Shenzhen kita membutuhkan visa China yang bisa diperoleh on arrival. Nah jika ingin puas pesiar di Shenzhen, readers sebaiknya datang sepagi mungkin karena proses pembuatan visa memakan waktu 30-60 menit. Soal harga visa sendiri... aku masih menyesali keputusan untuk menghabiskan RMB 168 (sekitar 300ribu rupiah) hanya untuk VOA Shenzhen, apalagi setelah tahu 'wujud asli' kota ini. Ah. Harusnya uang itu bisa untuk belanja asik di Ladies Market~ VOA ini diurus di Lo Wu, stasiun di ujung perbatasan Hong Kong yang dapat dicapai dengan naik kereta (MTR) dari St. Hung Hom Hong Kong. Nah, kita sudah resmi menginjak mainland of China! ^^
Setelah visa aman di tangan, kita cukup duduk manis saja di metro yang berangkat dari St. Luo Ho (perbatasan China) hingga perhentian terakhir di stasiun WOTW setelah 30 menit perjalanan. Begitu menjejakkan kaki di China *cie!* hal pertama yang kami lakukan adalah... beli payung! Ini nih "zonk" di hari kelima tour Hong Kong... udah jauh-jauh ke Shenzhen hanya demi keliling WOTW, kami malah disambut hujan. Memang tidak deras sih, tapi hujannya cukup awet membuat keadaan sekitar nampak sangat kacau. Kondisi stasiun, yang aku yakin sudah kotor sejak awal, jadi semakin jorok dan penuh manusia karena hujan.
Kalau readers menganggap biaya VOA tadi mahal, eits jangan buru-buru men-judge dulu. Karena... harga tiket masuk WOTW lebih mahal lagi! Hahaha ^^ HTM tempat wisata yang berisi replika berbagai landmarks di dunia ini seharga RMB 180 alias 350 ribu-an. Buset.
Ini nih, salah satu hal dalam abroad trip yang kadangkala diingkari: kita cenderung mengabaikan harga dan menggunakan excuse "Yah kan udah jauh-jauh kesini masa nggak dibeli..." kemudian ketika pulang ke Indonesia, kita mengkritik HTM Museum Angkut di Batu, Jawa Timur yang seharga Rp100 ribu itu. Aku salah satunya sih, hahaha~ Pola pikir seperti ini harus bisa kita hilangkan. Kalau misalnya kamu sudah jauh-jauh ke Prancis tapi merasa tiket ngintip lukisan Mona Lisa itu mahalnya selangit, ya udah, segera balik kanan. Atau... lebih baik lagi jika itinerary memang sudah disusun sematang mungkin agar tahu apa destinasi yang perlu dihindari karena overrated dan seringkali jauh dari ekspektasi (mark my words about that "ngintip lukisan Mona Lisa").
Ini nih, salah satu hal dalam abroad trip yang kadangkala diingkari: kita cenderung mengabaikan harga dan menggunakan excuse "Yah kan udah jauh-jauh kesini masa nggak dibeli..." kemudian ketika pulang ke Indonesia, kita mengkritik HTM Museum Angkut di Batu, Jawa Timur yang seharga Rp100 ribu itu. Aku salah satunya sih, hahaha~ Pola pikir seperti ini harus bisa kita hilangkan. Kalau misalnya kamu sudah jauh-jauh ke Prancis tapi merasa tiket ngintip lukisan Mona Lisa itu mahalnya selangit, ya udah, segera balik kanan. Atau... lebih baik lagi jika itinerary memang sudah disusun sematang mungkin agar tahu apa destinasi yang perlu dihindari karena overrated dan seringkali jauh dari ekspektasi (mark my words about that "ngintip lukisan Mona Lisa").
Pemandangan begitu keluar dari stasiun, kece lho sebenarnya~
|
Disclaimer dulu ya, readers: sebenarnya taman satu ini menarik dan ciamik banget. Karena aku datang di waktu dan cuaca yang tidak bagus, makanya opiniku akan terdengar cukup negatif. Aku sangat menyarankan readers untuk mengecek blogpost ini agar bisa melihat keindahan WOTW. Tidak adil rasanya jika kalian hanya mendengar/membaca dari satu sisi, Shenzhen tidak seburuk itu kok :D
Salah satu hasil foto keren dari replika Arc de Triomphe Source: Rancupid Blog |
Hasil foto ala kadarnya dariku yang literally kehujanan T.T |
Google menyebut WOTW sebagai "a 48-hectare theme park features replicas of historic and scenic landmarks from around the world", jadi bersiaplah merasa keliling dunia dalam beberapa jam tur di lokasi ini. Jika capek mengelilingi kawasan yang begitu luas, readers bisa membeli jasa shuttle bus seharga RMB 20 (40ribu IDR). WOTW juga menawarkan pertunjukkan dan parade malam hari dengan harga yang cukup terjangkau.
Dasar backpacker (dan fresh graduate belum bergaji), kami keliling WOTW dengan jalan kaki. Emang melelahkan, tapi jadi sukses menggalakkan kembali program "10.000 langkah"-nya Tante Indy Barends :p Payung di tangan kiri juga tidak menghalangi keinginan untuk foto-foto dan bernarsis ria, apalagi Bang Iman dan Bang Rapro hahaha. Berbeda dengan mereka, aku sudah lumayan bad mood sejak tiba di Shenzhen. Ditambah lagi melihat beberapa replika yang kotor dan becek akibat hujan, trus banyak photobomb berupa pengunjung lain dengan payung warna-warninya. Ugh. Maafkan aku yang irit foto di post kali ini yaaa :(
Landmark yang jauh dari kata "cantik" karena terkotori cipratan tanah |
St. Basil's Cathedral, Russia |
Moscow Kremlin |
Hasil foto terkece dari perjalanan hari itu jatuh pada katedral Jerman di bawah ini. Gimana aku nggak jadi ngiler dan berhasrat untuk terbang ke Jerman? Hihihi. Ada juga Menara Pisa Italia yang terlihat sangat cantik berkat sinar matahari yang jatuh pada sudut yang pas. Aku sebenarnya ingin sekali berfoto dengan Menara Eiffel Prancis, tapi sulit sekali mencari angle yang pas ditambah cahaya dan hujan yang tidak mendukung.
Cologne Cathedral, Germany |
Menara Pisa, Italia |
Oh, Eiffel... |
Satu hal yang perlu disayangkan adalah masih ada atraksi hewan di tempat wisata sekeren ini. Ah. Sedih banget. Salah satunya wahana menunggang unta di 'kawasan' Piramida Giza Mesir. Readers, I beg you, jangan 'berdonasi' untuk jenis atraksi satu ini. We never know how they treat the animals to serve the visitors, banyak banget lho antrian peminat di sana. Jumlah unta hanya 3-4 ekor dengan durasi 20-30 menit berkeliling 'Mesir'. Please don't be a part of this cruel industry.
Pay to ride the camel |
Niagara Falls! |
Dan yang paling berkesan bagiku... Air Terjun Niagara! Woah. Sebagai versi mini dari sang air terjun raksasa, yang satu ini justru setinggi air terjun 'biasa' dengan debit air cukup deras akibat hujan, membuat pengunjung yang berdiri terlalu dekat akan kebasahan. Tapi kalau nggak berdiri dekat air terjun nanti malah nggak dapat hasil foto oke, lihat dong itu kerumunan orang di depannya seramai apa hahaha. Pake payung warna-warni semua pulak! Cilaka. Hasil foto hanya segini deh :(
Sejak dulu pengen banget ke Easter Island |
Konon katanya, tujuan utama pengunjung Shenzhen adalah untuk wisata belanja barang murah atau mencari barang elektronik mulai dari yang asli hingga yang KW. Makanya tempat wisata seperti WOTW dan Splendid China Cultural Village cukup dikunjungi sehari saja lalu lanjut dengan wisata belanja ke berbagai shopping centre di Shenzhen. Tempat-tempat belanja itu dibahas cukup lengkap di blogpost satu ini ;)
Selain tenaga dan uang untuk jelajah WOTW, siapkan juga mental kalian menghadapi culture shock dari Hong Kong ke Shenzhen ini. Warganya memiliki manner yang sangat berbeda: suka berteriak, bicara dengan volume maksimal, tidak ragu-ragu menatap orang lain, dan tidak pernah tersenyum. Para orang tua seperti tidak bisa ngobrol santai dengan anaknya; adegan seorang anak diomeli hingga dicubiti jadi tontonan kami selama masa kunjungan setengah hari itu. Dalam beberapa blogpost yang kusinggahi, hijab traveller juga merasa kagok karena mereka selalu ditatap oleh para warga lokal. Get yourself ready ya, kawan-kawan.
Kapan ke Aussie, Lin, kapan? ^^ |
Selesai deh rangkaian cerita The Marbabo Goes to Hong Kong di hari kelima ini. Terima kasih banyak masih setia membaca, padahal post ini mengalami "delay" lebih dari setahun. Hahaha. Oh ya, itinerary selengkapnya bisa dilihat di "Sekilas Tentang Hong Kong Trip".
Trip perdana ke luar negeri yang ini memang luar biasa, aku langsung mendapat cap paspor dari tiga 'negara' berbeda. Nggak heran kan kenapa sepulang dari sini, aku jadi ketagihan traveling abroad? :) Sampai jumpa di post selanjutnya ya, readers. Have fun planning your next trip!
***
0 testimonial:
Post a Comment