Jogja, di musim hujan, saat weekend... apa artinya? Bagiku, sih: no beaches, no temples, no popular tourism sites. Musim hujan memang saat yang tepat untuk bermeditasi, hibernasi, pensiun dini, you name it. Menenangkan diri sejenak dari segala penat menenteng backpack dan jalan kaki demi mengeksplor tempat liburan.
Tapi... Semua prinsip itu menguap pada saat hari kedua dinas di Jogja, aku justru merasa bosan mendekam di kamar hotel, menonton HBO dengan tayangan film yang itu lagi-itu lagi. View kamar saat itu menghadap swimming pool dan, dasar pelupa, aku lupa membawa baju renang favorit. Apa lagi yang bisa aku lakukan di hari kosong dinas di Jogja ini?
Jangan diliatin lama-lama, ntar serem sendiri... |
Mbak Devi, rekan kerja (eh?) yang menemani dinas kemarin, tiba-tiba saja memberi ide, "Apa kita ke Museum Affandi?" Nah. Ini adalah keputusan yang kesekian, setelah diskusi-diskusi sebelumnya dimana kami sempat mempertimbangkan Candi Ratu Boko (batal karena tidak mungkin sunset terlihat saat mendung begini), Hutan Pinus Imogiri Bantul (jauh bro, ditambah aku masih ber-high heels-ria), dan Rumah Makan Raminten (weekend sore gini pasti rame puoll!)
Gayung bersambut banget nih, soalnya saat perjalanan dari bandara Adisucipto ke hotel satu hari yang lalu, aku melihat Museum Affandi di sisi kanan jalan dan seketika berkeinginan untuk mengunjungi. Masih "keinginan" lho. Ealah ternyata sehati sama Mbak Devi. Selain alasan 'eksternal' di paragraf yang diatas, apalagi Lin yang mendorong kalian untuk ke Museum Affandi?