11 Juni 2019 pukul 16:35, masuklah sebuah chat WA dari Yosa: "Mau ke Gunung Parang nggak?"
Aku mengenal Gunung Parang sejak 3-4 tahun lalu, biasalah nemu dari 'bertualang' di tab Explore Instagram. Rencana main ke sana kerap tertunda karena... udah nggak punya teman main lagi :( Hingga akhirnya datanglah ajakan via WA dari Yosafat Probo Kuncoro a.k.a Yosa (travelmate di Pulau Kei dan El Nido) tadi. Seneng banget! Akhirnya kerinduan ini berbalas. Dan datangnya pun saat aku baru saja mulai opname di RS Carolus karena sakit GERD, semacam penghiburan sekali yakan? 😆
Selain Yosa, aku menjalani trip Gunung Parang dengan 3 junior se-almamater yang ternyata sejiwa dan seotak semuanya: hobi ngakak dan penuh semangat 😍 Mereka adalah Erma Prilyani Sihotang, Olivia Elizabeth Saragih, dan Hevenli Hotasi Simorangkir a.k.a Ipen. Seharusnya ada satu wanita lagi biar genap berenam, yaitu Kak Novrani Sitohang (travelmate di Rusia dan Kiluan-Lampung). Sayangnya jadwal trip yang berubah dari 27-28 Juli menjadi 3-4 Agustus ini bentrok dengan jadwal Kak Vani yang lain, alhasil doi urung bergabung. Tapi berlima aja udah sangat berisik dan nggak berhenti ngakak sih... gimana kalo berenam ya? 😭
Jasa guide yang dipilih Yosa adalah @gunungparang_badega (bisa langsung diklik untuk lihat Instagram-nya!) Untuk harga trip, tergantung pada ketinggian pendakian yang kita pilih. Kami memilih 900 meter jadi kena harga Rp450 ribu/orang. Ketinggian 900m ini kami pilih secara sembrono, awalnya sok-sokan, "Yang paling tinggi lah! Masa ga bisa sih!" setelah dijalani... hmmm... hahaha nanti lah ya kita bahas lebih lanjut di reviu nanti. Total biaya trip Gunung Parang ini, ditambah sewa penginapan dan antar-jemput ke/dari Stasiun Purwakarta, adalah Rp550 ribu/orang.
Aku mengenal Gunung Parang sejak 3-4 tahun lalu, biasalah nemu dari 'bertualang' di tab Explore Instagram. Rencana main ke sana kerap tertunda karena... udah nggak punya teman main lagi :( Hingga akhirnya datanglah ajakan via WA dari Yosafat Probo Kuncoro a.k.a Yosa (travelmate di Pulau Kei dan El Nido) tadi. Seneng banget! Akhirnya kerinduan ini berbalas. Dan datangnya pun saat aku baru saja mulai opname di RS Carolus karena sakit GERD, semacam penghiburan sekali yakan? 😆
Selain Yosa, aku menjalani trip Gunung Parang dengan 3 junior se-almamater yang ternyata sejiwa dan seotak semuanya: hobi ngakak dan penuh semangat 😍 Mereka adalah Erma Prilyani Sihotang, Olivia Elizabeth Saragih, dan Hevenli Hotasi Simorangkir a.k.a Ipen. Seharusnya ada satu wanita lagi biar genap berenam, yaitu Kak Novrani Sitohang (travelmate di Rusia dan Kiluan-Lampung). Sayangnya jadwal trip yang berubah dari 27-28 Juli menjadi 3-4 Agustus ini bentrok dengan jadwal Kak Vani yang lain, alhasil doi urung bergabung. Tapi berlima aja udah sangat berisik dan nggak berhenti ngakak sih... gimana kalo berenam ya? 😭
Nih, ngakak-ngakak kayak gini terus pokoknya selama 2H1M |
Jasa guide yang dipilih Yosa adalah @gunungparang_badega (bisa langsung diklik untuk lihat Instagram-nya!) Untuk harga trip, tergantung pada ketinggian pendakian yang kita pilih. Kami memilih 900 meter jadi kena harga Rp450 ribu/orang. Ketinggian 900m ini kami pilih secara sembrono, awalnya sok-sokan, "Yang paling tinggi lah! Masa ga bisa sih!" setelah dijalani... hmmm... hahaha nanti lah ya kita bahas lebih lanjut di reviu nanti. Total biaya trip Gunung Parang ini, ditambah sewa penginapan dan antar-jemput ke/dari Stasiun Purwakarta, adalah Rp550 ribu/orang.